Bacaan Itidal
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Bacaan I’tidal merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 8 Sya’ban 1445 H / 18 Februari 2024 M.
Kajian Hadits Tentang Haramnya Mendahului Imam
Hadits 296:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ﵁ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ قَالَ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وما بينهما وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ, ketika mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau mengucapkan: “Wahai Rabb kami, milikmu pujian seluruhnya, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang ada pada keduanya. Dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki dari sesuatu setelahnya. Engkaulah yang berhak mendapatkan sanjungan dan kemuliaan. Dan itulah ucapan yang paling berhak diucapkan oleh seorang hamba. Dan semua kami adalah hambaMu. Tidak ada yang bisa mencegah terhadap apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang bisa memberi terhadap apa yang Engkau halangi. Dan tidak bermanfaat orang yang bersungguh-sungguh dariMu akan kesungguhannya.” (HR. Muslim)
Ini adalah bacaan yang dibaca ketika i’tidal. Ini Subhanallah ucapan yang luar biasa. Dimana isinya adalah pujian. Allah sangat suka dipuji, dan Allah sangat cinta kepada hambaNya yang banyak memuji. Oleh karena itulah kita sangat dianjurkan untuk banyak memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik dalam keadaan senang maupun susah.
Kemudian, beliau mengatakan, “Engkaulah pemilik sanjungan dan kemuliaan,” karena Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sempurna dari seluruh sisi-sisinya, semua sifatNya, dan semua namaNya. Sedangkan manusia, kelebihannya diberikan oleh Allah, dan manusia tidak berhak sebetulnya untuk dipuji. Karena semua yang ia miliki adalah pemberian Allah. Maka dari itulah kewajiban kita adalah memuji Allah seluruhnya.
Kemudian, beliau mengatakan, “Tidak ada yang bisa mencegah terhadap apa yang Engkau beri,” artinya kalau Allah ingin memberi seseorang, walaupun seluruh makhluk berusaha mencegahnya, tidak bisa. Ini menunjukkan akan kesempurnaan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula, kalau Allah ingin mencegah seseorang dari rezeki, walaupun seluruh manusia mau memberinya, tetap tidak bisa. Semua ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kemudian, beliau mengatakan, “Dan tidak bermanfaat kesungguhan,” artinya sehebat apapun seseorang bersungguh-sungguh, kalau Allah belum takdirkan, maka belum dapat. Kesungguhan bukan penentu rezeki seseorang. Rezeki itu semuanya ditentukan oleh Allah. Walaupun kita diperintahkan untuk sungguh-sungguh. Sebab kalau rezeki seseorang disesuaikan dengan kesungguhan, kita akan dapatkan semua orang yang sungguh-sungguh pasti akan kaya raya. Ternyata tidak begitu. Banyak yang banting tulang siang malam mencari rezeki, ternyata rezekinya biasa-biasa saja. Tapi ada orang yang mencari rezekinya biasa-biasa saja, tapi masyaAllah, diberikan oleh Allah rezeki yang banyak, karena semua sudah takdir Allah ‘Azza wa Jalla, Allah yang memberikan rezeki.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53931-bacaan-itidal/